06.09 | 0 Comments

Tuberkulosis Paru

§ Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis).

  • Kuman TB tahan terhadap asam pada pewarnaan, disebut pula Bakteri Tahan Asam (BTA). Kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, bertahan ditempat yang lembab dan gelap selama beberapa jam, di suhu kamar bertahan beberapa jam, didalam jaringan tubuh dapat dormant, tidur lama selama beberapa tahun
  • Cara penularan : sumber penularan adalah penderita TB BTA positif, melalui percikan dahak (droplet) yang mengandung kuman TB.
  • Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi penderita TB adalah daya tahan tubuh yang rendah, konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

Pathogenesis

ü Infeksi primer, terjadi pada saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB

ü Droplet dapat melewati sistem pertahanan mukosilier bronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap di sana. Kuman berkembangbiak di paru dan membelah diri sehingga mengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan membawa kuman TB ke kelenjar limfe disekitar hilus paru, dan disebut kompleks primer.

ü Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dri banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh.

ü Jika daya tahan tubuh baik dapat menghentikan perkembangan kuman TB, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman dormant. Jika daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman akibatnya yang bersangkutan akan menjadi penderita TB.

ü Masa inkubasi sekitar 6 bulan

Gejala-gejala tuberkulosis:

  • Gejala umum : batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih
  • Dahak bercampur darah
  • Batuk darah
  • Sesak napas dan rasa nyeri dada
  • Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan.

Diagnosis Tuberkulosis dan Klasifikasi

  • Diagnosis TB paru ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis
  • Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya 2 dari tiga spesimen SPS BTA hasilnya positif

o Tuberkulosis Paru : tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura

→ Tuberkulosis paru BTA positif

o sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif

o 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif

→ Tuberkulosis Paru BTA negatif

§ Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS, BTA negatif dan Ro thoraks menunjukan gambaran tuberkulosis aktif

Tuberkulosis Ekstra Paru

o Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru

a) TB ekstra paru ringan

misal : Tb kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang kecuali tulang belakang, sendi, dan kelenjar adrenal

b) TB Ekstra paru berat

misal : meningitis, milier, peritonitis, perikarditis, pleuritis eksudativa bilateral, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kencing, dan alat kelamin


Tipe penderita

- Kasus baru : penderita belum pernah diobati dengan OAT atau pernah menelan obat kurang dari satu bulan

- Kambuh : penderita TB yng sebelumnya pernah mendapat pengobatan dan dinyatakan sembuh, kemudian kembali lagi berobat dengan BTA positif

- Pindahan : penderita yang sedang mendapat pengobatan disuatu kabupaten lain dan kemudian pindah berobat ke kabupaten ini

- Kasus berobat setelah lalai: penderita telah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 bulan atau lebih dan kemudian datang lagi berobat

- Gagal : penderita BTA positif yang masih positif atau kembali menjadi positif pada akhir bulan ke 5 atau lebih.atau penderita dengan hasil BTA negatif Ro positif menjadi BTA positif pada akhir bulan ke 2 pengobatan.

- Kronis : penderita dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulang kategori 2.

Pengobatan

- Tahap intensif : penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi secara langsung untuk mencegah kekebalan terhadap OAT

- Tahap lanjutan : penderita mendapat jenis obat lebih sedikit , namun jangka watu lebih lama

- Obat Anti Tuberkulosis

o Isoniazid (H) : bakterisid, dosis 5 mg/kg BB. ESO : hepatitis, kesemutan, nyeri otot gangguan kesadaran, gatal-gatal

o Rifampisin (R) : bakterisid, dapat membunuh kuman semi dormant, dosis 10 mg/kg Bb. ESO : hepatitis, gatal kemerahan, demam, nyeri tulang, nyeri perut, mual, muntah, warna merah pada urin

o Pirazinamid (Z): bakterisid, membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam.Dosis 25 mg/kgBB. ESO : hepatitis, nyeri sendi, demam, mual, kemerahan

o Streptomisin (S) :bakterisid, dosis 15 mg /kg BB. ESO : kerusakan saraf ke 8 yang berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran, misal tinitus, pusing dan kehilangan keseimbangan

o Ethambutol (E): bakteriostatik, dosis 15 mg/kgBB . ESO : gangguan penglihatan berupa berkurangnya ketajaman penglihatan

Panduan OAT

- Kategori I (2RHZE/4H3R3)

o Penderita baru TB paru BTA positif

o Penderita TB paru BTA negatif RO positif yang sakit berat

o Penderita TB Ekstra paru berat

- Kategori II (2RHZES/HRZE/5H3R3E3)

o Penderita kambuh

o Penderita gagal

o Penderita dengan pengobatan setelah lalai after default)

- Kategori III (2RHZ/4H3R3)

o Penderita baru BTA negatif dan Ro positif sakit ringan

o Penderita ekstra paru ringan

Pengobatan TB pada keadaan khusus

- Wanita hamil :

o Pengobatan TB pada wanita hamil tidak berbeda dengan pengobatan TB pada umunya.

o Semua jenis OAT aman untuk wanita hamil kecuali streptomisin karena bersifat permanent ototoksik dan menembus barrier plasenta

o Keberhasilan pengobatan sangat penting supaya proses persalinan lancar dan bayi yang akan dilahirkan terhindar dari penularan TB

- Ibu menyusui :

o Prinsip pengobatan TB pada ibu menyusui tidak berbeda dengan pengobatan TB umumnya,semua jenis OAT aman.

o Pemberian OAT yang tepat merupakan cara terbaik mencegah penularan kuman TB pada bayinya, ibu tetap bisa menyusui

o Pengobatan pencegahan dengan INHdiberikan kepada bayi sesuai berat badannya

- Wanita pengguna kontrasepsi :

o Rifampisin berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal sehingga dapat menurunkan efektifitas kontrasepsi tersebut

About